Header Ads

Header ADS

Hari Tanpa Warna

Di pelupuk mataku
Kau titipkan sekilat hening yang terkubur deru mesiu.
Yang menderit keluar dari moncong-moncong tanpa arah.
Berkejaran dengan angin,
Menembus dinding-dinding udara.
Mencari sarang di setiap perlawanan dan pelarian.
Bahkan, pada bilahan kecil di sudut belulang,
Ia turut bersemayam.
Lalu menjelma bau anyir di sudut-sudut tubuhmu.

Kilat di mataku berubah gemuruh,
Menggedor-gedor air mata pada lipatan-lipatan kesadaran.
Pada hari kau merangkai dongeng ngilu tanpa jingga di telingaku.
Hanya bau asap dan abu yang jatuh, melepuh di ingatanmu.
Dinding-dinding senja telah lari dari tawamu
Menyisakan riuh, rusuh, mengantar malam ke haribaan.

Malammu dipeluk dingin dan kelaparan.
Tangismu pecah direngkuh tanah.
Tak ada ibu,
Ayahpun telah berlalu.
Bagaimana kau menerjemahkan kepiluan?
Sementara pucuk-pucuk turut jatuh berguguran,
Menyisakan dahan kering kehidupan.

En Ha Light
100419

No comments

Powered by Blogger.